Ingatkah Anda sewaktu kecil saat gagal mencapai sesuatu? Apa kata-kata ajaib yang disematkan ayah ibu tercinta ke dalam hati dan pikiran Anda waktu itu? Apa yang terjadi setiap kali Anda mendengarkannya?

Itulah kita sejak kecil. Ayah dan Ibu kita telah mengajarkan arti sebuah kegagalan. Bahwa kegagalan bukanlah momok kehidupan, namun sebuah kondisi nyata yang harus kita terima, kita hadapi dan perbaiki. Hidup ini bukan perkara menang atau kalah, berstatus sosial tinggi atau pun menjadi rakyat jelata, tetapi lebih kepada kita ingin menjadi seseorang seperti apa?

Pertanyaan tersebut terdengar sederhana, tetapi memiliki kekuatan yang luar biasa. Pertanyaan sederhana inilah yang membentuk kehidupan diri kita. Karena setiap jawaban menunjukkan siapa diri kita yang sebenarnya, serta apa yang ingin kita raih. Bahagia tidaknya kita juga tampak dari cara kita menjawab pertanyaan tersebut.

Anda masih ingat arti sebuah kegagalan? Gagal tidak berarti mati, ataupun tidak ada kesempatan untuk memperbaikinya lagi. Sebaliknya,  gagal merupakan kesempatan melakukan perubahan. Dari buruk menjadi baik, dari baik menjadi lebih baik dan dari yang lebih baik menjadi jauh lebih baik lagi.  Setiap kegagalan mengajarkan kita ketangguhan, keyakinan & perubahan untuk lebih baik lagi.

Memang hidup ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Melakukan perubahan di saat kita menghadapi kegagalan bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Dan inilah gunanya pertanyaan tadi.

Sebenarnya kita ingin menjadi seseorang yang seperti apa?  Menjadi seseorang yang bermanfaat untuk sesama adalah jawabannya. Dan sebuah kebahagiaan setiap kali kita bisa melakukannya.

Jika kita seorang dokter, pastikan benar-benar berusaha membantu pasien dengan tulus. Mencari cara terbaik mengobatinya untuk mendapatkan kesembuhan, bukan mengeruk keuntungan. Jika kita seorang pejabat, pastikan kita melakukan perbaikan kondisi, melayani dengan hati dan meningkatkan taraf kehidupan mereka menjadi lebih baik lagi.

Hidup ini bukan sekedar mencari dolar ataupun rupiah semata. Tetapi bagaimana agar setiap apa yang kita miliki, yang kita kerjakan dan kita perjuangkan bisa mengubah kehidupan orang lain menjadi lebih baik. Karena tugas kita yang sebenarnya adalah memperbaiki kehidupan sesama, bukan merusaknya demi kepentingan kita semata.

Banyak pintu menuju dunia yang kita impikan. Untuk mendapatkannya, syaratnya ada dua, yaitu niat baik dan yakin. Niat adalah dasar kehidupan dan setiap niat mendorong perbuatan. Jika kita berniat baik, maka cara berpikir, sikap, tutur kata dan perbuatan kita cenderung baik. Pun sebaliknya, jika niatnya saja sudah buruk, sudah pasti cara berpikir, sikap, tutur kata & perbuatan kita buruk.

Begitu juga dengan rasa yakin. Setiap keyakinan membuka pintu kemudahan. Sadarkah kita di setiap keyakinan membangkitkan rasa percaya diri untuk melangkah? Yakin adalah modal kehidupan. Tanpa rasa yakin, hidup ini seperti layang-layang yang terputus, terombang-ambing mengikuti arah angin.

Pertanyaannya, bagaimana menumbuhkan keyakinan? Untuk membangkitkan keyakinan, hanya dibutuhkan dua hal. Pertama, yakin di setiap niat dan perbuatan baik yang kita lakukan, Allah memberi kita kemudahan. Saat kita yakin, kita percaya bahwa Allah selalu bersama kita. Dia tak pernah meninggalkan kita meski dalam kondisi sulit sekali pun, bahkan Dia akan memudahkan setiap langkah baik kita, di mana pun kita berada.

Kedua, action melakukan tindakan nyata. Lakukan banyak hal tanpa harus berhitung sudah berapa langkah yang kita lakukan. Namun yakinlah setiap tindakan mendekatkan kita pada dunia yang kita impikan.

Rasa yakin diikuti dengan tindakan nyata inilah yang mendorong kita gigih mencapai tujuan.

Seribu satu cara pun rela kita lakukan demi mendobrak kebuntuan. Jauh dari keraguan karena yakin semakin dekat dengan impian. Disinilah berbagai jalan kemudahan kita dapatkan. Apa yang kita lakukan itulah yang kita dapatkan. Setiap kebaikan yang kita lakukan, kebaikan itu adalah untuk diri kita sendiri. Begitu pula dengan setiap keburukan yang kita lakukan, keburukan itu juga untuk diri kita sendiri.

Apa yang terjadi sebagaimana yang kita niatkan, kita yakini dan kita perjuangkan. Jadi, tunggu apalagi? Yuk kita menjadi seseorang yang kita impikan. Bermanfaat untuk banyak orang. Dan kelak jika kita mati menghadap Allah SWT, semoga tidak ada yang kita tinggalkan melainkan kebaikan!

Please follow and like us:
Follow by Email
Twitter
Visit Us
YouTube
Instagram

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.